Jumat, 15 September 2017

Laporan Praktikum PEMBUATAN BAKSO.

Laporan Praktikum PEMBUATAN BAKSO 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging merupakan bahan makanan yang sangat penting karena merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi dan mengandung asam amino esensial. Proses pengolahan dapat dikembangkan untuk meningkatkan penerimaan masyarakat. Salah satu bentuk olahan yang dapat dikembangkan dan mudah diterima oleh masyarakat adalah bakso. Bakso merupakan produk olahan daging yang sudah dikenal luas dan disukai oleh masyarakat Indonesia sebagaia makanan yang dianggap murah dan disukai oleh semua lapisan masyarakat baik anak-anak, remaja maupun orang tua.
Ditinjau dari aspek gizi, bakso merupakan makanan yang mempunyai kandungan protein hewani, mineral dan vitamin yang tinggi. Dengan mengolah daging tersebut menjadi bakso konsumen mau menerimanya karena penampakan dan rasanya yang telah mengalami modifikasi yaitu lebih menarik dengan citarasa yang lebih disukai.

Salah satu karakteristik bakso yang baik adalah memiliki sifat kenyal sehingga diperlukan adanya penarnbahan tepung dan es batu. Penambahan es batu atau air es pada saat pembuatan bakso dapat membantu memperbaiki stabilitas emulsi yang terbentuk. Es batu yang ditambahkan pada saat pembuatan bakso dapat menurunkan suhu adonan akibat panas yang ditimbulkan oleh adanya proses penggilingan. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum tentang Pembuatan Bakso.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukan praktikum tentang Pembuatan Bakso adalah untuk mengetahui cara membuat bakso yang benar dan higienis, mengetahui komposisi bahan yang tepat dalam pembuatan bakso, dan untuk menilai karakteristik bakso yang baik.
Kegunaan dilakukan praktikum tentang Pembuatan Bakso adalah agar praktikan dapat mengetahui cara membuat bakso yang benar dan higienis, mengetahui komposisi bahan yang tepat dalam pembuatan bakso, dan untuk menilai karakteristik bakso yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Daging Sapi
Daging sebagai salah satu bahan pangan asal hewan, kualitasnya tidak hanya ditentukan oleh penanganan ternak semasa hidupnya (sebelum panen) tetapi juga tak kalah pentingnya adalah penanganannya setelah panen (pascapanen).  Pemberian pakan berkualitas tinggi pada fase pertumbuhan dan pada saat fase penggemukan semasa hidupnya, tidak akan memberikan kualitas daging yang optimal setelah ternak disembelih jika tidak diikuti dengan penanganan pascapanen yang tepat (Abustam, 2012).
Daging merupakan bagian tubuh ternak yang tersusun dari satu atau sekelompok otot, dimana otot tersebut telah mengalami perubahan-perubahan biokimiawi dan biofisik setelah ternak tersebut disembelih.  Perubahan-perubahan pascamerta ternak ini mengakibatkan otot yang semasaternak masih hidup merupakan energi mekanis untuk pergerakan menjadi energi kimiawi sebagai pangan hewani untuk konsumsi manusia.  Pada seekor ternak sapi terdapat lebih dari 100 pasang otot yang mempunyai berat yang berbeda antara otot, berayun dari beberapa gram sampai lebih dari 10 kg (Abustam, 2012).
Daging sapi adalah makanan bergizi karena kandungan proteinnya tinggi dan merupakan salah satu sumber zat besi. Secara umum daging adalah otot polos atau otot bergaris dari hewan yang digunakan sebagai bahan pangan. Daging sapi, kerbau, kambing, dan ayam adalah yang paling banyak dikonsumsi. Di Negara barat dikenal istilah white meat (daging putih), sedangkan read meat (daging merah) untuk daging sapi atau daging kambing (Sulistiyani, 2015).
Hampir semua bagian daging dapat digunakan untuk membuat bakso. Jenis daging yang biasanya digunakan adalah daging penutup, pendasar gandik, lamusir, paha depan dan iga. Umunya daging yang digunakan untuk membuat bakso adalah daging yang sesegar mungkin yaitu yang diperoleh segera setelah pemotongan hewan tanpa mengalami proses penyimpanan atau pelayuan (Ananonim, 2006).
Otot LD (longissimus dorsi) merupakan otot passif, sehingga timbunan lemak diduga lebih banyak daripada otot BF yang merupakan otot aktif. Jumlah lemak marbling yang tinggi akan memberikan kesan bahwa daging berwarna pucat, sedangkan warna merah serabut otot cenderung memberikan warna gelap. Jika warna putih dari lemak dapat mengimbangi warna gelap serabut otot, maka warna daing akan cenderung lebih muda. Semakin tinggi bobot badan, diduga semakin tinggi pula tingkatan marbling (Rianto,dkk. 2010).
Tinjaun Umum Bakso
Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, dicampur dengan bahan-bahan lainnya, dibentuk bulatan-bulatan, dan selanjutnya direbus. Berbeda dengan sosis, bakso dibuat tanpa mengalami proses kiuring, pembungkusan maupun pengasapan (Ananonim, 2006).
Bakso adalah jenis makanan yang berupa bola-bola yang terbuat dari daging dan tepung. Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah dan mie.  Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan bakso adalah daging, bahan perekat, bumbu dan es batu atau air es. Biasanya jenis bakso di masyarakat pada umumnya diikuti dengan nama jenis bahan seperti bakso ayam, bakso ikan dan bakso sapi atau bakso daging (Sulistiyani, 2015).
Parameter mutu bakso yang dipertahakan para pengolah maupun konsumen adalah tekstur, warna dan rasa. Tekstur yang biasanya disukai adalah yang halus, kompak, kenyal, dan empuk. Halus dimana permukaan irisannya rata, seragam dan serta dagingnya tidak tampak. Kekenyalan bakso dapat ditentukan dengan melempar bakso ke permukaan meja atau lantai, dimana bakso yang kenyal akan memantul, sedangkan keempukan diukur dengan cara digigit, dimana bakso yang empuk akan mudah ditelan (Ananonim, 2006).
Menurut Sulistiyani (2015), kualitas bakso sangat ditentukan oleh kualitas daging, jenis tepung yang digunakan, perbandingan banyaknya daging dan tepung yang digunakan untuk membuat adonan, dan pemakaian jenis bahan tambahan yang digunakan, misalnya garam dan bumbu-bumbu juga berpengaruh terhadap kualitas bakso segar.  Penggunaan daging yang berkualitas tinggi dan tepung yang baik disertai dengan perbandingan tepung yang besar dan penggunaan bahan tambahan makanan yang aman serta cara pengolahan yang benar akan dihasilkan produk bakso yang berkualitas baik. Bakso yang berkualitas baik dapat dilihat dari tekstur, warna dan rasa. Teksturnya yang halus, kompak, kenyal dan empuk. Halus yaitu permukaan irisannya rata, seragam dan serat dagingnya tidak tampak.
Bakso memegang peranan penting dalam distribusi sumber protein hewani
(daging). Pembuatan bakso dapat mereduksi kebutuhan daging karena adanya penggunaan atau penambahan bahan pengisi atau bahan pengikat, yang umumnya berupa tepung tapioka. Namun demikian, kadar daging tidak boleh kurang dari 50%, sesuai dengan definisi bakso menurut BSN bahwa bakso adalah produk makanan berbentuk bulatan atau lain, yang diperoleh dari campuran daging lemak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa penambahan makanan yang diizinkan.Terbentuknya struktur yang kompak pada bakso disebabkan adanya kemampuan daging untuk saling berikatan. Proses pengikatan ini terjadi karena adanya panas, sebab daging segar (mentah) tidak menunjukkan adanya kecenderungan untuk berikatan. Mekanisme pengikatan ini melibatkan pengaturan kembali stuktur protein dan memungkinkan protein menjadi bahan pengikat. Daya ikat protein tergantung pada jumlah protein miofibril yang terekstrak dari partikel daging sedangkan protein yang terekstrak karena adanya garam dan fosfat adalah miosin dan aktomiosin. Semakin luas permukaan daging akibat penghancuran dan pengilingan maka semakin tinggi tingkat kerusakan sel yang akan menyebabkan pelepasan cairan sel yang lebih banyak (Dalilah, 2006).
Tinjauan Umum Bahan Pengisi dan Bahan Pengikat
Bahan  pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan bakso adala tepung pati, misalnya tepung tapioka dan tepung pati aren. Bahan pengisi mempunyai kandungan karbohidrat tinggi sedangkan kandungan proteinnya rendah. Bahan tersebut tidak dapat mengemulsikan lemak tetapi memiliki kemampuan dalam mengikat air (Ananonim, 2006).
Bahan pengisi berfungsi memperbaiki/menstabilkan emulsi, meningkatkan daya mengikat air, memperkecil penyusutan, menambah berat produk, dan dapat menekan biaya produksi. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah tepung tapioka. Tepung tersebut mengandung karbohidrat 86,55%, air 13,12%, protein 0,13%, lemak 0,04%, dan abu 0,16%. Kandungan pati yang tinggi pada tepung membuat bahan pengisi mampu mengikat air tetapi tidak dapat mengemulsi lemak (Ismail, 2014)
Penggunaan tepung pati dalam pembuatan bakso untuk komsumsi rumah tangga biasanya 4-5 % dari berat daging. Sedangkan pada pembuatan komersial, penambahan tepung berkisar antara 50-100 % dari berat daging. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya produksi dan mengurangi harga bakso. Penambahan tepung terlalu tinggi akan menutup rasa daging sehingga rasa bakso kurang disukai konsumen (Ananonim, 2006).
Tinjauan Umum BTP (Bahan Tambahan Pangan)
Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan bakso adalah garam, gula yang berfungsi memperbaiki citarasa, melarutkan protein, dan sebagai bahan pengawet bagi makanan. Penambahan garam 2-3% mampu memperbaiki tekstur, warna, dan rasa (Sulistiyani, 2015).
Garam dan MSG (monosodium glutamat) memiliki fungsi sebagai pemberi rasa pada produk bakso. Perbedaannya, garam dapur selain memberikan rasa juga berfungsi sebagai pelarut protein, pengawet dan meningkatkan daya ikat air dari protein daging. Pemakaian garam dalam pembuatan bakso berkisar antara 5-10 % dari berat daging. Sedangkan penambahan MSG umumnya berkisar 1-2,5 persen dari berat daging (Ananonim, 2006).
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak tentang Pembuatan Bakso dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Maret 2017 pukul 14.00 wita–selesai di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum teknologi pengolahan hasil ternak tentang pembuatan bakso adalah food processor, sendok, panci, kompor, wadah/baskom, timbangan, dan pisau.
Bahan yang digunakan dalam praktikum teknologi  pengolahan hasil ternak tentang pembuatan bakso adalah 200 gram daging segar, 16 gram tepung kanji/tapioka, es batu, 4 gram garam, 2 gram merica bubuk, 5 gram bawang putih, 15 gram bawang goreng, dan royco.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam dalam praktikum teknologi pengolahan hasil ternak mengenai pembuatan bakso adalah pertama-tama menyiapkan bahan dan peralatan dalam keadaan bersih. Selanjutnya menimbang daging sebanyak 250 gram, garam sebanyak 4 gram, kanji 80 gram, bawang putih 5 gram, dan lada 2 gram. Setelah itu memotong daging berbentuk dadu kecil kemudian memasukkan kedalam food processor beserta garam dan es secukupnya lalu menggilingnya selama 1-2 menit. Kemudian menambahkan tepung kanji , merica, bawang putih, bawang goreng kedalam food processor kemudian menggiling kembali selama 2-3 menit hingga adonan menjadi legit. Setelah itu memanaskan air diatas kompor. Kemudian memasukkan adonan dalam kedalam panci yang berisi air panas diatas kompor dengan mencetak sendiri bulatan bakso menggunakan sendok tersebut. Setelah butiran bakso mengapung menandakan bakso sudah matang dan tiriskan kemudian menyajikan sesuai selera.
Analisa Data
Uji Daya Penerimaan Bakso
v  Warna
Hitam                                                                                      Coklat Muda
 

1                      2                      3                      4                      5                 6
Keterangan:
1.      Hitam                                            4. Coklat Tua
2.      Agak Hitam                                  5. Coklat Agak Tua
3.      Abu-abu                                        6. Coklat Muda
v  Tekstur
Kasar                                                                                                  Halus


1                      2                      3                      4                      5                 6
Keterangan:
1.      Kasar                                             4. Agak Halus
2.      Agak Kasar                                   5. Lumayan Halus
3.      Cukup Kasar                                 6. Halus


v  Keempukan    
Tidak Empuk                                                                                Sangat Empuk


1                      2                      3                      4                      5                  6
Keterangan:
1.      Tidak Empuk                                 4. Cukup Empuk
2.      Agak Empuk                                 5. Empuk
3.      Lumayan Empuk                           6. Sangat Empuk
v  Kesukaan
Tidak Suka                                                                            Sangat Suka


1                      2                      3                      4                      5                  6
Keterangan:
1.      Tidak Empuk                                 4. Lumayan Suka
2.      Kurang Suka                                 5. Suka
3.      Cukup Suka                                  6. Sangat SukaMETODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak tentang Pembuatan Bakso dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Maret 2017 pukul 14.00 wita–selesai di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum teknologi pengolahan hasil ternak tentang pembuatan bakso adalah food processor, sendok, panci, kompor, wadah/baskom, timbangan, dan pisau.
Bahan yang digunakan dalam praktikum teknologi  pengolahan hasil ternak tentang pembuatan bakso adalah 200 gram daging segar, 16 gram tepung kanji/tapioka, es batu, 4 gram garam, 2 gram merica bubuk, 5 gram bawang putih, 15 gram bawang goreng, dan royco.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam dalam praktikum teknologi pengolahan hasil ternak mengenai pembuatan bakso adalah pertama-tama menyiapkan bahan dan peralatan dalam keadaan bersih. Selanjutnya menimbang daging sebanyak 250 gram, garam sebanyak 4 gram, kanji 80 gram, bawang putih 5 gram, dan lada 2 gram. Setelah itu memotong daging berbentuk dadu kecil kemudian memasukkan kedalam food processor beserta garam dan es secukupnya lalu menggilingnya selama 1-2 menit. Kemudian menambahkan tepung kanji , merica, bawang putih, bawang goreng kedalam food processor kemudian menggiling kembali selama 2-3 menit hingga adonan menjadi legit. Setelah itu memanaskan air diatas kompor. Kemudian memasukkan adonan dalam kedalam panci yang berisi air panas diatas kompor dengan mencetak sendiri bulatan bakso menggunakan sendok tersebut. Setelah butiran bakso mengapung menandakan bakso sudah matang dan tiriskan kemudian menyajikan sesuai selera.
Analisa Data
Uji Daya Penerimaan Bakso
v  Warna
Hitam                                                                                      Coklat Muda
 

1                      2                      3                      4                      5                 6
Keterangan:
1.      Hitam                                            4. Coklat Tua
2.      Agak Hitam                                  5. Coklat Agak Tua
3.      Abu-abu                                        6. Coklat Muda
v  Tekstur
Kasar                                                                                                  Halus


1                      2                      3                      4                      5                 6
Keterangan:
1.      Kasar                                             4. Agak Halus
2.      Agak Kasar                                   5. Lumayan Halus
3.      Cukup Kasar                                 6. Halus


v  Keempukan    
Tidak Empuk                                                                                Sangat Empuk


1                      2                      3                      4                      5                  6
Keterangan:
1.      Tidak Empuk                                 4. Cukup Empuk
2.      Agak Empuk                                 5. Empuk
3.      Lumayan Empuk                           6. Sangat Empuk
v  Kesukaan
Tidak Suka                                                                            Sangat Suka


1                      2                      3                      4                      5                  6
Keterangan:
1.      Tidak Empuk                                 4. Lumayan Suka
2.      Kurang Suka                                 5. Suka
3.      Cukup Suka                                  6. Sangat Suka

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada Pembuatan Bakso diperoleh hasil yang berkaitan dengan sifat organoleptik dari bakso yang meliputi warna, tekstur, keempukan, dan kesukaan.  Berikut ini adalah tabel hasil uji organoleptik bakso:
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Pada Pembuatan  Bakso
Indikator
Nilai (Rata-rata)                                
Keterangan
Warna
Tekstur
Keempukan
Kesukaan
4
4
4
5
Coklat Tua
Agak Halus
Cukup Empuk
Suka
Sumber : Hasil Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, 2017.

Warna
Pada uji organoleptik terhadap warna menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari bakso adalah coklat tua dengan nilai 4. Warna pada bakso dipengaruhi oleh kualitas daging, cara pembuatan bakso, dan adanya proses pemasakan. Hal ini sesui dengan pendapat Firahmi (2015) bahwa warna bakso ditentukan oleh bahan baku dan bahan pengikat yang digunakan. Warna produk bakso diantaranya dipengaruhi oleh kandungan mioglobin daging, semakin tinggi mioglobin daging maka warna daging semakin merah. Warna merah pada daging akan mengalami perubahan menjadi abu-abu kecoklatan selama pemasakan karena terjadinya proses oksidasi. Pada daging olahan, warna yang dibentuk merupakan hasil dari berbagai proses dan reaksi yang sangat beragam. Faktor yang turut mempengaruhi warna daging olahan antara lain adalah suhu, bahan tambahan dan proses pembuatannya.
Tekstur
Pada uji organoleptik terhadap uji tekstur bakso menunjukkan bahwa nilai rata-rata tekstur bakso adalah 4, yaitu agak halus ketika dibegang dan dikunyah.. Tekstus bakso dipengaruhi oleh kandungan air dan es pada adonan. Hal ini sesuai pendapat Farhan (2008) yang menyatakan bahwa tekstur dan keempukan pada daging bakso dipengaruhi oleh kandungan airnya. Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es supaya suhu adonan selama penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air berfungsi untuk melarutkan garam dan menyebarkannya secara merata keseluruh bagian daging, memudahkan ekstraksi protein dan membantu pembentukan emulsi lemak.
Keempukan
Pada uji organoleptik terhadap uji keempukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari keempukan bakso adalah 4, cukup empuk apabila digigit dan ditekan. Hal ini dikarenakan tingkat keempukan pada daging bakso dipengaruhi oleh waktu pemasakan, hal ini sesuai pendapat Syamsir (2011) yang menyatakan bahwa pemasakan dapat meningkatkan atau menurunkan keempukan daging, tergantung pada suhu dan waktu pemasakan.  Faktor yang berpengaruh terhadap nilai keempukan adalah jaringan ikat dan lemak marbling yang terdapat dalam produk, juga temperatur yang mempunyai pengaruh bervariasi terhadap daya ikat air oleh protein daging, susut masak, pH, dan kadar jus daging. Kekenyalan atau elastisitas adalah kemampuan makanan kebentuk semula setelah diberi tekanan. Kekenyalan dari bakso dipengaruhi oleh daya mengikat air dari daging yang tinggi. Daya mengikat air dapat didefinisikan sebagai kemampuan daging untuk mempertahankan kandungan airnya selama mengalami perlakuan dari luar seperti pemotongan, pemanasan, penggilingan dan pengolahan.
Kesukaan
Pada uji organoleptik terhadap uji kesukaan menunjukkan rasa suka terhadap baksonya dengan nilai rata-rata 5. Hal ini dipengaruhi karena cita rasa terhadap bakso enak dari penambahan bahan penyedap seperti garam dan rasa daging yang kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyono (2013) yang menyatakan bahwa sebagian besar responden/konsumen menyukai bakso dengan rasa daging yang kuat. Rasa bakso juga dipengaruhi oleh kadar air pada bakso. Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dalam Widyalita (2014) penyedap rasa dan aroma didefinisikan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pembuatan bakso dapat disimpulkan bahwa dalam  pembuatan bakso dengan menggunakan daging sapi bagian LD dengan beberapa bahan dan penyedap rasa, dengan melalui beberapa tahap yaitu penggilingan, penambahan bahan dan penyedap rasa, sampai kepada perebusan. Hasil yang didapatkan yaitu berwarna coklat tua, teksturnya agak halus, cukup empuk dan rata-rata kesukaan adalah suka terhadap bakso.

DAFTAR PUSTAKA
Abustam, E.,2012. Ilmu Daging, Aspek Produksi, Kimia, Biokimia dan Kualitas.  Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Ananonim, 2006. Bakso Daging, Minuman Sari Lidah Buaya,Roti Manis, Menu Sehat Bagi Manula, Sari Buah. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Ipb Bandung. Tekno Pangan & Agroindustri Volume 1 Nomer 6.

Cahyono, Agung. 2013. Kadar Protein Dan Uji Organoleptik Bakso Berbahan Dasar Komposisi Daging Sapi Dan Jamur Merang (Valvariella volvaceae) yang Berbeda. Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Dalilah, E., 2006. E-book. Evaluasi Nilai Gizi dan Karakteristik Protein Daging Sapi Dan Hasil Olahannya.  Institut Pertanian Bogor.  Bogor.

Farhan. 2008. Bakso Daging. Jurusan Teknologi Pangandan Gizi IPB. Bogor.

Fiqhi, F. 2009. Sosis. Jurusan Teknologi Pangandan Gizi IPB. Bogor.

Firahmi Nordiansyah., dkk., 2015. Sifat Fisik Dan Organoleptik Bakso Yang Dibuat Dari Daging Sapi Dengan Lama Pelayuan Berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan Mab Banjarmasin. Al Ulum Sains Dan Teknologi Vol.1 No.1 Nopember 2015

Ismail, 2014. Bakso Sehat. Pustaka.Litbang.Pertanian.Go.Id. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 31 No. 6 Thn 2009.

Rianto, Edy, dkk,. 2010. Karakteristik Fisik Daging Sapi Peranakan Ongole Pada Berbagai Tingkatan Bobot Badan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. Jurnal Rrosidin.

Sulistiyani. 2015. Pembuatan Bakso. Universitas Muhammadiayah Surakarta.

Symsir, E. 2011. Mutu Daging.  Institut Pertanian Bogor.  Bogor.

Widyalita, Eka, dkk., 2014. Analisis Kandungan Monosadium Glutamat (MSG) Pada Pangan Jajanan Anak Di SD Komp. Lariangbangi Makassar. Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

1 komentar:

  1. Casinos - Dr.MCD
    Visit the Casinos.com homepage to discover more about what are the best slots, table 동두천 출장안마 games, 전라북도 출장샵 and slots machines at 안전 토토 사이트 Best slots and roulette 밀양 출장안마 machines 평택 출장안마 at casinos.

    BalasHapus