Minggu, 20 November 2016

Menentukan Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit

Laporan-Menentukan-Kadar-Hemoglobin-dan-nilai-hematokrit.blogger.com/2016

MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT




 ABSTRAK
Hemoglobin terdapat dalam sel darah merah dan yang memberi warna merah pada darah yang berfungsi untuk mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh. Hematokrit merupakan volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah dan menentukan persentase sel-sel darah dalam darah. Pada percobaan hemoglobin menggunakan 2  metode yaitu metode sahli dan hemoglobin skala. Metode sahli dilakukan dengan cara mengisi tabung sahli dengan HCl sebanyak 2 ml, kemudian menambahkan 2-3 tetes darah, dan selanjutnya homogenkan, setelah itu tabug sahli dimasukkan dalam haemometer serta menambahkan aquades hingga warnanya sama dengan warna cairan disebelahnya. Adapun dengan metode hemoglobin skala yaitu dengan meletakkan setetes darah pada lembaran hemoglobin skla kemudian sesuaikan warna darah dengan warna skala hemoglobin yang ada. Percobaan hematokrit dilakukan dengan mengisap darah hingga pipa kapiler penuh kemudian menutup tiap ujung pipa dengan wax kemudian pusingkan dalam micro-centrifuge selama 5 menit. Hasil yang diperoleh dari metode sahli adalah hemoglobin laki-laki 19% dan perempuan 24% dan metode hemoglobin skala adlah laki-laki 60 dan perempuan 70. Dan penentuan persentase hematokrit pada laki-laki dan perempuan mengalami kegagalan karena darah habis saan proses pemusingan.
Kata Kunci  : hemoglobin, hematokrit, metode sahli, kertas hb skala, dan mikro-centrifuge.






PENDAHULUAN
Hemoglobin merupakan suatu kompleks protein yang terdiri dari heme yang mengandung besi dan globin dengan interaksi antara heme dan globin menyebabkan hemoglobin (Hb) merupakan perangkat irraversibel untuk mengangkut oksigen. Hemoglobin terdapat dalam sel darah merah dan yang memberi warna merah pada darah yang berfungsi untuk mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.
Fungsi hemoglobin antara lain mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh, mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.
Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein berupa globulin chan yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal pada orang dewasa yaitu HbA terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains. Pada bayi yang masih dalam kandungan atau sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang disebut sebagai HbF.
Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gm/dl sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat lebih dari nilai tersebut, karena ini merupakan batas metabolik dari mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya pada orang normal, persentase hemoglobin hampir selalu mendekati maksimum dalam setiap sel, namun bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka persentase hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi sel kurang. Apabila hematokrit (persentase sel dalam darah normalnya 40 sampai 45 persen) dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel nilainya normal, maka seluruh darah seorang pria rata-rata mengandung 16 gram/dl hemoglobin, dan pada wanita rata-rata 14 gram/dl/. Oleh karena itu pada orang normal, lebih dari 21 mililiter oksigen dapat dibawa dalam bentuk gabungan dengan 22 hemoglobin pada setiap desiliter darah, dan pada wanita normal oksigen yang dapat diangkut sebesar 19 mililiter.
Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemi. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Nilai hematokrit disebut dengan %, nilai untuk pria 40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol %. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan teliti, kesalahan metodik rata-rata 2%. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum darah III mengenai Hemoglobin dan Nilai Hematokrit.  
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum percobaan darah III dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2016 pukul 8.30-selesai WITA di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan darah III untuk percobaan menentukan kadar hemoglobin dan nilai hematoksit adalah Vaccinostyle, centrifuge, pipet tetes, haemometer dan tabung sahli.
Bahan yang digunakan berupa sampel (darah praktikan), alcohol 70%, HCL 0,1 N, aquades, pipa kapiler, kertas HB skala, wax dan kapas.
Metode Praktikum
A.  Menentukan Kadar Hemoglobin
1.      Metode Sahli
a.         Larutan  HCL 0,1 N dimasukkan dalam tabung sahli sampai mencapai garis ke-2.
b.        Dalam tabung ditambahkan sebanyak 2 tetes darah sebagai sampel, lalu homogenkan dengan membentuk angka 8 selama 2 menit.
c.         Masukkan kedalam haemometer, bandingkan warna sampel dengan warna yang sama dengan tabung disebelahnya. Tetesi setetes demi sedikit aquades hingga warnanya sama dengan tabung disebelahnya.
d.        Lihat skala dalam tabung dan catat hasilnya.
2.      Kertas HB Skala
1.        Lukai tangan dengan vaccinostyle
2.        Teteskan bebera tetes darah pada kertas HB
3.        Sobek kertas dan lihat pada skala (normalnya untuk manusia 60-70).
B.  Nilai Kematokrit
1.        Tempatkan ujung pipa kapiler pada tepat perlakuan (ujung jari).
2.        Biarkan masuk sendiri sampai kira-kira 4/5 bagian dari panjang pipa.
3.        Tutup ujung pipa dengan malam (wax).
4.        Pusingkan dengan micro-centrifuge selama 10 menit. Kemudian baca hasil dalam satuan persen pada skala micro-hematokrit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Penentuan Kadar Hemoglobin
1.      Metode Sahli dan Kertas HB Skala
Berdasarkan praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, mengenai penentuan kadar Hemoglobin dengan metode sahli dan kertas HB skala diperoleh hasil hasil sebagai berikut:
Tabel 10. Penentuan kadar hemo globin dengan metode Sahli dan Kertas HB Skala
No
Metode
KLP
LK
PR

 1
 Sahli
I
19 mg/dl
-



II
-
24 mg/dl


III
15,4mg/dl



IV
-
18,25 mg/dl


V
-
21,8 mg/dl


VI
-
18,2 mg/dl
2
HB skala
I
80 %
80 %



II
80 %
80 %



III
60 %
70 %



IV
60 %
70 %



V
80 %
70 %



VI
80 %
70 %

Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, 2016.
Berdasarkan pada hasil percobaan tersebut diperoleh bahwa nilai hemoglobin pada perempuan lebih besar presentasenya dibandingkan dengan laki-laki yakni pada perempuan mencapai 24% atau 2,4 gr/dl  sedangkan pada laki-laki 19% atau 1,9 gr/dl jika dihitung dengan metode Sahli, namun jika menggunakan kertas skala HB nilai sama.
            Menurut Wulandari (2009) Kadar normal hemoglobin dengan metode cyanmeth atau sahli adalah laki-laki : 14 – 18 mg/dl, perempuan : 12 – 16 mg/dl. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin untuk laki-laki normalnya adalah 13,0 dan perempuan sebesar 12,0 (Arisman, 2002).
Metode sahli adalah suatu cara pemeriksaan hemoglobin secara visual. Menentukan kadar hemoglobin dengan cara ini terdapat banyak sekali sumber kesalahan seperti kemampuan untuk membedakan warna tidak sama, sumber cahaya yang kurang baik, kelelahan mata, alat-alat kurang bersih, ukuran pipet kurang tepat (perlu kalibrasi), warna gelas standar pucat atau kotor dan lain-laint (Febianty, 2012).
2.        Penentuan Nilai Hematokrit
Berdasarkan praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, mengenai penentuan nilai hematokrit diperoleh hasil hasil sebagai berikut:
Tabel 11. Penentuan nilai hematokrit
Kelompok
Nilai Hematokrit
LK
PR
 I
 -
 II
 60%
III
-
65%
IV
70%
-
V
60%
50%
VI


Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, 2016.
Berdasarkan pada hasil praktikum diperoleh nilai hematokrit pada laki-laki sebesar 60% sedangkan pada perempuan 70%. Nilai hematokrit pada laki-laki tersebut tidak sesuai dengan nilai normal pada umumnya. Hal ini berkaitan dengan pendapat Sugih (2012),  yang menyatakan bahwa nilai normal hematokrit disebut dengan % , nilai untuk pria 40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol %. Penetapan hematokrit dapat dilakukan sangat teliti,kesalahan metodik rata-rata ± 2%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.        Penetapan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli dan kertas HB skala.
2.        Kadar HB yang normal pada perempuan adalah 12,0 dan untuk laki-laki 13,0.
3.        Penentuan nilai hematokrit normalnya untuk laki-laki sebesar 40%-48% dan untuk perempuan 37%-43%.
Saran
Sebaiknya praktikan dan asisten menggunakan waktu yang dengan efektif dan efisien, sebaiknya alat dan bahan untuk praktikum disediakan oleh pihak laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Arisman, 2002. Gizi dalam Dasar Kehidupan. EGC: Jakarta.
Febianty, Nadila, etl. 2012. Perbandingan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Dengan Menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer Pada Orang Normal. Fakultas Kedokteran, Universsitas Kristen Maranatha, Bandung.
Lyza, 2010. Kadar Hemoglobin. Universitas Sumatera Utara.
Mustaqim, Eko Yanuarto. 2013. Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) Dengan Kebugaran Jasmani Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 1 Bangsal. Fakultas Ilmu Keolaragaan. Universitas Negeri Surabaya.
Sugih, Retno. 2012. Darah: Hemoglobin dan Nilai Hematokrit. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.
Wulandari. 2009. Pengaruh Konsumsi Suplemen Zat Besi Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Menyusui. Jurnal Adisti. Akademi Analis Kesehatan Malang